ARTICLE AD BOX
DENPASAR, NusaBali
Asosiasi Vaporiser Bali (AVB) mengusulkan adanya area khusus untuk pengguna rokok elektronik yang terpisah dari rokok konvensional karena keduanya memiliki risiko yang berbeda.
“Kalau di area hotel ada ruangan smoking dan non smoking. Semoga ke depan ada tambahan untuk pengguna rokok elektronik agar tidak ada diskriminasi,” kata Ketua AVB I Gede Agus Mahartika dalam keterangan tertulis di Denpasar, seperti dilansir Antara, Senin.
Untuk itu, pihaknya berharap pelaku industri pariwisata di Bali bisa memisahkan antara ruangan untuk perokok konvensional dengan pengguna rokok elektronik.
Sebelumnya, dalam diskusi yang digelar Koalisi Indonesia Bebas Tar (Kabar) Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Dr Amaliya menjelaskan produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan menerapkan konsep pengurangan risiko.
Ia menjelaskan dalam produk tersebut, sistem pemanasan dilakukan pada suhu terkontrol sehingga hasil dari pengunaannya berupa uap atau aerosol, bukan asap.
“Karena tidak ada particulate matter seperti pada asap rokok, jadi tidak ada TAR dan sisa pembakaran. Dalam 30-40 detik, aerosol langsung hilang, sementara particulate matter dari asap rokok bisa bertahan lima hingga tujuh jam,” katanya.
Mengingat adanya sistem pemanasan, kata dia, produk tembakau alternatif mampu menurunkan risiko hingga 90 persen dibandingkan dengan rokok.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Kelembagaan dan SDM Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Istri Vera Lakshmi Dewi dalam kesempatan yang sama mengatakan pihaknya fokus terhadap pariwisata berkelanjutan.
Dengan potensi risiko kesehatan yang lebih rendah, produk tembakau alternatif dapat menjadi solusi untuk mengurangi pencemaran udara yang salah satunya bersumber dari asap rokok.
Dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 28 tahun 2020, Provinsi Bali mengutamakan pariwisata yang ramah lingkungan, nyaman, dan mengutamakan kesehatan.
“Kami melihat produk alternatif ini akan mengurangi bahaya dari asap rokok untuk lingkungan,” imbuhnya.
"Produk alternatif ini lumayan membantu untuk pariwisata karena memiliki potensi risiko yang lebih rendah. Pada Pergub 28/2020, sangat mengutamakan pariwisata yang ramah lingkungan, nyaman, dan mengutamakan kesehatan. Kami melihat produk alternatif ini akan mengurangi bahaya dari asap rokok untuk lingkungan," kata Vera dikutip dari detikcom.
Vera meneruskan, Bali sangat mengedepankan pariwisata budaya yang dipengaruhi beberapa aspek, termasuk lingkungan. Hampir semua destinasi wisata di Bali sangat berkaitan erat dengan lingkungan. Oleh sebab itu, lingkungan yang aman, nyaman, dan sehat menjadi sangat penting untuk menarik wisatawan. 7