BPBD Keruk Pasir Dampak Banjir Bandang

1 week ago 7
ARTICLE AD BOX
Soko Wijaya didampingi Koordinator TRC (Tim Reaksi Cepat) I Wayan Nirka Mertayasa. Timbunan pasir dan kerikil itu berkedalaman sekitar 1,2 meter sehingga belum ditangani sekali kerja, walaupun menggunakan alat berat. Petugas memerlukan penanganan lanjutan. BPBD juga akan memindahkan hasil pengerukan material pasir dan kerikil agar Bale Banjar Drama Winangun, kembali berfungsi normal.

"Memang dua kali kerja ini. Pertama, mengeruk material pasir dan kerikil yang menimbun Bale Banjar Darma Winangun. Kedua, memindahkan material itu agar bale banjar kembali berfungsi normal," jelasnya.

Perkiraan untuk mengeruk pasir yang berisi kerikil sekitar 5 hari. Setelah material dikumpulkan, lalu dipindahkan ke tempat lain yang memerlukan.

Hadir saat pengerukan, Kelian Banjar Darmawinangun  I Nyoman Oka, Perbekel Tianyar Timur I Ketut Wija, anggota Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) Desa Tianyar Timur Aipda I Gede Putra Widiarta.

Sebagaimana diketahui, Bale banjar itu tertimbun pasir dan kerikil saat terjadi banjir bandang  10 Februari 2024. Sebab, posisi bale banjar dekat jalan raya menghubungkan Amlapura – Singaraja. Kemudian ada got. Setiap terjadi banjir bandang dari arah Gunung Agung menghanyutkan pasir dan koral memasuki got. Maka banjir pun meluap menimbun areal bale banjar.

Setiap terjadi banjir bandang, materialnya menjalar ke rumah-rumah penduduk, termasuk bale banjar itu, mengingat kondisi Sungai Bumbung itu datar.

"Kecuali ada proyek pemerintah pusat melakukan normalisasi Sungai Bumbung, kemudian diperkuat senderan permanen, sehingga material yang datang tidak bisa menjalar lagi, langsung menuju ke laut," tambahnya.

Perbekel Tianyar Timur I Ketut Wija memaparkan setiap terjadi hujan lebat di lereng Gunung Agung, dipastikan terjadi banjir bandang. Mengingat Sungai Bumbung tersebut berhulu di lereng Gunung Agung, Banjir bandang itu selalu membawa material pasir, koral, dan air kemudian menjalar ke hingga ke pemukiman penduduk.

"Antara jalan dan sungai posisinya datar, setiap terjadi banjir bandang arus lalulintas Amlapura-Singaraja atau sebaliknya, macet, pengendara mesti menunggu aliran air reda," ucapnya.

Wija mengapresiasi upaya BPBD mengeruk material yang menimbun bale banjar sehingga bangunan ini nantinya bisa berfungsi normal.7k16
Read Entire Article