ARTICLE AD BOX
Rosi selaku Koordinator Lapangan Mangrove Ranger Indonesia di Arboretum Mangrove Benoa, Denpasar, Sabtu (23/11), mengatakan aksi sosial ini terus dilakukan di tengah tantangan cuaca yang membuat bibit mangrove belakangan mudah mati.
Kedatangan jajaran Perum Bulog membantu komunitas menambah kembali tanaman mangrove, sebab selain membantu tenaga dalam penanaman, mereka juga membawa 570 bibit baru.
“Sebanyak 570 bibit itu selama tiga tahun kita lakukan pemantauan, dirawat, dijaga, semua tanaman termasuk yang hari ini. Jika mati kita akan sulam sesuai saat awal,” kata Rosi.
Dalam kegiatan ini mereka menanam jenis Rhizopora Mucronata, dengan sistem tanam kotak-kotak rumpun berjarak yang masing-masing terisi 150 bibit.
“Tantangannya sangat banyak. Kita bisa lihat cuacanya sekarang sangat ekstrem, setahun terakhir mengalami kematian hampir 30 persen, dulunya mungkin hanya 10 persen. Tapi kita optimistis (tanaman mangrove) harus hidup karena sudah menggunakan sistem rekayasa lingkungan,” ujarnya.
Komunitas Mangrove Ranger Indonesia ini melihat sudah tidak ada unsur hara di area penanaman, sehingga sistem mereka dengan memberi nutrisi di tiap kotak agar tanaman bisa hidup.
Selain tantangan cuaca, pasang surut dan buangan limbah zat kimia juga mempengaruhi kehidupan tanaman mangrove. Bahkan jika dibiarkan tak terurus, maka fungsi mangrove sebagai penyerap karbon dan penghasil oksigen akan hilang.
Direktur Human Capital Perum Bulog Sudarsono Hardjosoekarto, menambahkan kegiatan ini sengaja dipilih untuk ikut dalam upaya melindungi pesisir pantai dan merespons perubahan iklim.
Dia mengatakan program ini bagian dari inisiatif konservasi pesisir pantai yang sejalan dengan pilar pembangunan lingkungan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Nomor 14 yaitu perlindungan ekosistem lautan.
“Mangrove memiliki peran strategis dalam melindungi ekosistem pesisir. Selain mampu menyerap karbon hingga lima kali lebih banyak dibandingkan hutan tropis darat, mangrove juga menjadi habitat penting bagi berbagai spesies laut,” ujar Sudarsono. 7 ant