ARTICLE AD BOX
Beruntung tidak ada korban jiwa, namun sejumlah bangunan milik warga dan juga bangunan pura mengalami kerusakan.
Cuaca ekstrem mengakibatkan sejumlah bencana di wilayah Desa Sibanggede, Kecamatan Abiansemal. Seperti atap rumah warga di Banjar Pane rusak lantaran tertimpa ukiran gayor kayu Bale Banjar Pane yang diterbangkan angin kencang. Salah satu bangunan di Pura Dalem Madia Banjar Dualang juga roboh akibat angin kencang. Pohon tumbang juga terjadi di Jalan Tanah Ayu Sibanggede. Selain itu, hujan lebat dan angin kencang disertai petir menyebabkan pohon tumbang di perbatasan Desa Sibanggede-Sibangkaja, dan juga menimpa rumah warga di Jalan Pitu, Desa Sibang Kaja.
Masih di desa yang sama, pohon beringin tumbang menimpa palinggih di Pura Taman Sari di Banjar Piakan. Sebuah pohon cempaka juga tumbang menimpa pelinggih milik warga di Banjar Sangging. Selain di Desa Sibanggede dan Sibang Kaja, beberapa wilayah juga terdampak bencana seperti pohon tumbang menghalangi akses jalan di Jalan Raya Sembung, Kecamatan Mengwi, pohon tumbang di jalur Pura Taman Beji Magendra, Desa Darmasaba, kabel putus menimpa pelinggih di Jalan Anggungan, Kelurahan Lukluk, pohon tumbang menimpa warung di Banjar Pande Abiansemal, pohon tumbang di Banjar Gunung Abiansemal, dan pohon tumbang menimpa mobil di area parkir hotel di Banjar Batu Rening, Desa Mambal.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung, I Wayan Darma mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi telah menyebabkan sejumlah kerusakan, namun beruntung tidak ada korban jiwa. Pihaknya pun mengajak masyarakat untuk waspada dan mengantisipasi dampak-dampak yang bisa terjadi akibat cuaca ekstrim saat ini. “Kami masyarakat untuk waspada, terutama saat beraktivitas di luar rumah,” ujarnya melalui sambungan telepon, kemarin.
Untuk penanganan dampak bencana, kata Darma, BPBD Badung telah mengerahkan semua tim yang ada dan berkoordinasi dengan OPD terkait seperti Dinas PUPR dan DLHK. Begitu juga dibantu oleh Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang telah ada di masing-masing desa dan kelurahan, sehingga penanganan bisa cepat dilakukan, dan akses jalan yang terhambat pohon tumbang kini sudah lancar dan bisa dilalui oleh pengguna jalan.
“Semua dikerjakan dengan berkolaborasi, karena kami juga ada FPRB di masing-masing desa dan kelurahan. Selain itu kami juga bersinergi dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Karena dengan keterbatasan jumlah SDM kami, jika tidak berkolaborasi, kami akan kewalahan,” kata mantan Camat Petang ini.
Memasuki musim penghujan, lanjut Darma, dari mitigasi dampak bencana, terdapat beberapa dampak yang perlu diwaspadai seperti pohon tumbang, longsor, hingga banjir. Mengingat bencana saat ini didominasi oleh pohon tumbang, pihaknya mengaku sudah melakukan penataan pohon-pohon yang berpotensi akan membahayakan.
“Ini kami sudah antisipasi jauh sebelumnya sesuai dengan arahan dari pimpinan dan DLHK, sampai saat ini terus melakukan penataan pohon-pohon yang berpotensi, baik itu pohon perindang milik pemerintah, maupun pohon-pohon milik warga. Karena keterbatasan sarana, kita tidak bisa serta merta tangani secara cepat. Namun terus dilakukan penataan oleh DLHK,” pungkasnya. 7 ind