Daya Beli Menurun, IdEA Prediksi Harbolnas 2024 Masih Stabil

1 week ago 3
ARTICLE AD BOX
"Jika kita lihat, mungkin permintaannya akan ada penurunan, tapi tidak signifikan. Masyarakat Indonesia sudah terbiasa berbelanja online, dan produk yang dibeli bukanlah produk mahal," ujar Budi seperti dilansir Kontan.co.id, Minggu (27/10).

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi inti Indonesia tetap rendah, yang mencerminkan penurunan daya beli di dalam negeri.

Deflasi selama lima bulan berturut-turut, dari Mei hingga September 2024, turut memperkuat sinyal melemahnya daya beli. Pada September, indeks harga konsumen (IHK) turun 0,12% dari Agustus menjadi 105,93 poin.

Meski begitu, Budi tetap optimistis bahwa minat masyarakat terhadap Harbolnas tahun ini tidak akan terpengaruh signifikan.

"Kemungkinan besar masih stabil, karena produk yang dibeli rata-rata merupakan kebutuhan sehari-hari seperti perawatan pribadi dan produk kecantikan. Ini adalah kategori produk yang cenderung tetap diminati meskipun daya beli menurun," tambahnya.

Selain itu, Budi menyoroti upaya pelaku industri e-commerce yang terus gencar menawarkan berbagai kampanye promosi dan diskon menarik untuk menarik minat belanja masyarakat.

"Meskipun ekonomi melemah, kami melihat banyak perusahaan yang tetap mengadakan promosi, karena mereka menyadari pentingnya menjaga antusiasme belanja konsumen," ujarnya.

Berdasarkan data idEA, transaksi Harbolnas pada 2023 mencapai Rp25,7 triliun, naik dari Rp22,7 triliun di tahun 2022, dengan kontribusi produk lokal mencapai Rp12,3 triliun.

Riset dari Compas Market Insight juga memperkirakan adanya peningkatan pada penjualan produk Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) pada Harbolnas tahun ini, dengan pertumbuhan sebesar 13,9% dibandingkan tahun sebelumnya.

"Pada Desember nanti, kami akan merilis laporan resmi terkait kinerja Harbolnas 2024," kata Budi. Harbolnas diharapkan menjadi momentum yang menggerakkan konsumsi masyarakat di tengah tantangan daya beli yang sedang melemah.

Berbeda dengan idEA yang masih optimistis tren belanja Harbolnas masih stabil, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda memperkirakan bahwa penjualan e-commerce pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2024 berpotensi turun akibat daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih. 

"Saya rasa tahun ini akan ada koreksi terhadap penjualan via e-commerce karena daya beli belum kembali," ujar Nailul, Minggu (27/10).

Menurut Nailul, salah satu faktor yang mendukung kesimpulannya adalah penurunan transaksi e-commerce di tahun 2023. Data menunjukkan bahwa transaksi e-commerce pada tahun 2023 mencapai Rp 454 triliun, turun dari Rp 476 triliun pada tahun 2022. 

"Penurunan transaksi ini menjadi salah satu indikator melemahnya daya beli masyarakat yang berimbas pada sektor e-commerce," tambahnya.

Nailul menyoroti bahwa tren ini tidak hanya disebabkan oleh penurunan daya beli tetapi juga dipengaruhi oleh kenaikan biaya admin yang dibebankan kepada konsumen. Kondisi ini membuat harga barang di platform e-commerce cenderung naik. 

"Konsumen cenderung menahan pembelian ketika tidak ada insentif, seperti promo atau diskon, ditambah dengan kenaikan biaya admin yang memberatkan," imbuh dia. 7
Read Entire Article