ARTICLE AD BOX
“Saat ini kami sudah memasuki sekitar 10% proses pengerjaan. Kami mulai dengan membuat lima karakter tokoh ogoh-ogoh dari bahan rotan yang masih dalam tahap kasar (ulatan kasar),” ujar Mertayasa.
Ia menjelaskan bahwa ST Yosa menyambut baik penyelenggaraan Kasanga Festival yang akan kembali hadir dengan format tarung bebas di tahun 2025. “Ini menjadi tantangan bagi kami untuk menampilkan karya terbaik, bersaing secara sehat dengan ST dari seluruh kecamatan di Denpasar,” tambahnya.
Anggaran Ogoh-Ogoh Capai Rp 100 Juta
Mertayasa mengungkapkan bahwa ST Yosa telah menyiapkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp 100 juta untuk pembuatan ogoh-ogoh tahun ini. “Anggaran ini digunakan untuk memastikan kualitas bahan dan detail karya kami agar maksimal,” katanya.
Menurut Mertayasa, waktu persiapan yang dimulai pada November ini juga menjadi tantangan tersendiri, mengingat berdekatan dengan agenda politik seperti Pilkada 2024. “Kami berharap agar tidak ada unsur politik yang mencampuri karya ogoh-ogoh kami. Karya ini murni untuk melestarikan tradisi budaya,” tegasnya.
ST Yosa juga berharap agar Kasanga Festival tahun depan lebih meriah dan berjalan dengan damai. “Kami berharap tidak ada lagi pembakaran ogoh-ogoh seperti yang terjadi pada Maret lalu. Semoga tradisi ini tetap rahayu, menjadi momen refleksi dan kebanggaan budaya Bali,” tutup Mertayasa.
Dengan anggaran besar dan semangat tinggi, ST Yosa optimis bahwa karya ogoh-ogoh mereka akan menjadi salah satu yang mencuri perhatian pada perayaan Kasanga Festival 2025. *m03