ARTICLE AD BOX
HUT Mahasaba XIII dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, I Nyoman Aryawibawa, S.S., M.A., Ph.D. Puncak acara diwarnai seminar dengan menghadirkan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum., sebagai pembicara. Seminar ini bertujuan membahas pentingnya pelestarian bahasa, aksara, dan sastra Bali di tengah modernisasi.
Ketua Panitia HUT Mahasaba XIII, I Wayan Giri Asmara, mengungkapkan bahwa acara ini mengimplementasikan tiga aspek utama dalam Program Studi Sastra Bali, yaitu Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali. “Kami menghadirkan lomba-lomba untuk mengaplikasikan ketiga aspek ini, seperti Lomba Mapidarta yang mewakili aspek bahasa, Lomba Nyurat Lontar untuk aksara, dan Lomba Mageguritan yang mengedepankan sastra Bali,” ujar Giri.
Perayaan HUT Mahasaba XIII mencakup berbagai perlombaan di tingkat SMA/SMK se-Bali. Beberapa di antaranya adalah:
- 1. Lomba Nyurat Lontar, diikuti oleh 71 peserta (26 putra dan 45 putri),
- 2. Lomba Mageguritan dengan 20 pasangan peserta (10 putra dan 10 putri),
- 3. Lomba Mapidarta dengan 22 peserta (10 putra dan 12 putri).
Persiapan acara telah berlangsung sejak pendaftaran lomba yang dibuka pada 11 September hingga 18 Oktober 2024. Sementara itu, pendaftaran untuk seminar dibuka mulai 2 hingga 20 Oktober 2024. Total anggaran yang dialokasikan untuk HUT Mahasaba XIII mencapai Rp 25 juta.
Giri menambahkan, “Melalui acara ini, kami juga mendukung program pemerintah ‘Nangun Sad Kerthi Loka Bali,’ yang menekankan pada keharmonisan dan pelestarian tradisi Bali.”
Salah satu daya tarik pada HUT Mahasaba tahun ini adalah penampilan spesial dari Tri Puspa, yang menyemarakkan suasana puncak acara pada 26 Oktober. Di akhir acara, panitia mengumumkan para pemenang lomba dan memberikan piala serta hadiah sebagai bentuk apresiasi.
Melihat antusiasme tinggi dari para peserta, Giri berharap HUT Mahasaba dapat memberikan dampak positif dalam melestarikan budaya Bali. “Ke depan, kami berencana menyediakan Piala Bergilir untuk seluruh lomba agar kegiatan ini terus berlanjut setiap tahunnya. Semoga generasi muda semakin mencintai dan menghargai pentingnya bahasa, aksara, dan sastra Bali di era modern ini,” tutupnya. *m03