ARTICLE AD BOX
Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dinas Pariwisata Denpasar I Gusti Agung Komang Widnya, Selasa (3/12), mengatakan pemindahan tempat dokar hias tidak ada alasan pasti. Sebab, pihaknya hanya mengetahui bahwa dokar tidak lagi boleh ngetem di Gedung Merdeka hanya karena lahan milik Pemprov Bali.
Pemindahan tempat dokar hias sudah diberlakukan selama dua tahun, 2023 dan 2024. Agung Widnya mengatakan, dokar hias saat ini masih terus beroperasi. Bahkan, subsidi gratis naik dokar hias juga masih diberlakukan setiap tahunnya.
Dokar hias dari Persatuan Dokar Denpasar (Perdoden) yang beroperasi sebanyak 8 unit. Mereka disubsidi setiap Sabtu dan Minggu untuk melayani wisatawan keliling Denpasar menikmati Heritage City Denpasar. Mereka diberikan subsidi sebesar Rp 350.000 per hari.
Akan tetapi, untuk hari biasa Senin sampai Jumat mereka diberikan keleluasaan untuk memberikan tarif sendiri sesuai dengan rute yang diinginkan pengunjung. “Kami pindahkan ke dua titik. Dulu di Gedung Merdeka katanya karena tempatnya milik provinsi jadi dokar dokar itu tidak diperbolehkan lagi ngetem di sana,” kata Agung Widnya.
Padahal, kata dia, dokar hias sangat diminati khususnya oleh wisatawan domestik. Selain itu, wisatawan manca negara juga sering naik dokar sekadar rekreasi. “Dalam sehari kita hitung pas Sabtu dan Minggu itu bisa 80-90 wisatawan yang naik dokar. Sangat diminati,” imbuhnya.
Kata dia, proses subsidi setiap Sabtu dan Minggu akan terus dilakukan. Bahkan, Pemkot Denpasar kembali menganggarkan jumlah yang sama di tahun 2025 nanti. Agung Widnya mengimbau juga kepada penumpang atau wisatawan jika ada kusir dokar meminta bayaran saat hari Sabtu dan Minggu, agar mengajukan komplain ke Dinas Pariwisata untuk ditindaklanjuti.
“Kami ingatkan, jangan sampai wisatawan ada yang diminta ongkos antar. Sebab, mereka sudah diberikan subsidi,” tandasnya. 7 mis