ARTICLE AD BOX
Pelatih kepala selancar ombak Indonesia Arya Subyakto mengatakan sapu bersih tersebut sudah sewajarnya terjadi karena atlet Indonesia dominan dari segi jumlah keikutsertaan.
"Disamping juga jadi ajang yang baik bagi atlet-atlet junior dapat pengalaman berlaga di event sekelas liga WSL, disamping juga mempromosikan Papua Barat sebagai destinasi wisata minat khusus surfing," ujar Arya Subyakto.
I Made Ariyana meraih gelar juara kategori QS Manokwari Pro putra setelah mengungguli Ketut Agus pada babak final. Dia mencatatkan dua ombak tertinggi 7,33 dan 5,40 dengan total 12,73 poin, sedangkan Ketut Agus menjadi runner up dengan total 11,43 poin.
Di sektor putri, peselancar putri asal Bali Kailani Johnson juga meraih podium teratas dengan total 11,53 poin dengan selisih 0,26 poin lebih unggul dari Dhea Novitasari yang menjadi runner up.
I Made Ariyana juga memenangi kategori Pro Junior. Gelar tersebut dipastikan dengan keberhasilannya mencatatkan 12,27 poin pada babak final, unggul telak atas Dylan Wilcoxen yang mencatat angka 9,13 poin. Sedangkan di sektor putri, Hanasuri Jabrik mengukuhkan gelar juara dengan 8,50 poin, unggul dari Jasmine Studer dengan 7,43 poin.
Pelatih tim junior Mickey Sudena mengungkapkan bahwa kedisiplinan latihan surfing dan training kebugaran menjadi kunci anak asuhnya mampu mendominasi turnamen.
"Ini baru permulaan, tapi dari kedisiplinan mereka selama dua bulan sebelum perlombaan ini membuat kita mendapatkan hasil yang sempurna. Perjalanan masih panjang, semoga tim junior Indonesia semakin solid," kata Mickey.
Ini kali kedua WSL Manokwari Pro digelar. Manajer Tur WSL APAC Ty Soarti menjelaskan ajang tersebut penting bagi peselancar dalam mengumpulkan perolehan poin untuk mencapai divisi liga selancar ombak dunia yang lebih tinggi, yakni Challenger Series 2025. Ajang tersebut juga menentukan perwakilan wilayah Asia dalam kejuaraan dunia kategori junior WSL World Junior Championship. ant