Warning: session_start(): open(/home/indonesiainsight/public_html/src/var/sessions/sess_1ca4fcf79c3de52712518f359090d53f, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/indonesiainsight/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/indonesiainsight/public_html/src/var/sessions) in /home/indonesiainsight/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Mengenang Sosok Mendiang Ida Bagus Ketut Rai dari Griya Angkeran, Banjar Triwangsa, Desa Siangan, Gianyar - Berita Eklusif

Mengenang Sosok Mendiang Ida Bagus Ketut Rai dari Griya Angkeran, Banjar Triwangsa, Desa Siangan, Gianyar

1 month ago 2
ARTICLE AD BOX
GIANYAR, NusaBali
Sosok Ida Bagus Ketut Rai,85, dari Griya Angkeran Banjar Triwangsa, Desa Siangan Kecamatan/Kabupaten Gianyar dikenal sebagai tokoh spiritual. Selain aktif melayani umat yang menggelar upacara Panca Yadnya, ayahanda dari Wakil Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar Ida Ayu Made Sasih dan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gianyar Ida Ayu Surya Adnyani ini juga menekuni usadha pengobatan tradisional. Semasa hidup, Ida Bagus Ketut Rai juga dikenal sebagai pawang hujan hingga pawangnya 'leak'. 

Ida Bagus Rai menghembuskan napas terakhirnya pada, Sabtu (26/10) sekitar pukul 11.30 Wita setelah 22 hari dirawat di RSUD Sanjiwani Gianyar. Selain karena faktor usia, mendiang mengalami keluhan pada organ paru-paru. Kisah semasa hidup mendiang diceritakan oleh Ida Bagus Gede Surya Darma, putra almarhum satu-satunya laki-laki dari sembilan bersaudara saat ditemui, Rabu (13/11). Menurutnya, pada usia relatif muda almarhum Ida Bagus Ketut Rai sudah mempraktekkan ilmu Usadha untuk menolong umat yang membutuhkan pertolongan di di Bali bahkan sampai ke luar Bali. Termasuk juga sebagai pelayan umat di bidang Panca Yadnya dan lain sebagainya sesuai yang dibutuhkan oleh umat.

Ida Bagus Ketut Rai melayani umat yang datang ke griya, semasa hidupnya. –IST 

Almarhum yang mendapat bimbingan dari mendiang kakek dan orang tuanya dalam belajar, dan dilanjutkannya belajar secara otodidak. "Sekitar tahun 60-an beliau mulai mempraktekkan ilmu Usadha yang beliau kuasai. Ada beberapa lontar Usadha yang kami warisi," jelasnya. Sebagai pengusadha, Ida Bagus Ketut Rai sering mendapatkan serangan balik. "Mungkin banyak yang iri karena beliau nolong orang yang sakit. Sehingga yang menyakiti dendam sama beliau," ujar Ida Bagus Surya Darma. 

Serangan yang pernah dirasakan oleh keluarga besar di Griya Angkeran bahwa ada yang ingin mematahkan generasi agar tidak berkembang. "Pernah sosok 'Ratu Leak' mungkin sudah bertarung sama beliau dan kalah, sehingga esoknya datang berlutut di hadapan beliau dan bilang dadong ten purun ring Atu, Atu sayangang Dadong," kenangnya. Pawang leak ini diyakini sudah turun temurun dilakoni oleh leluhurnya. Bahkan dekat lokasi Griya ada sebuah lahan kosong yang disebut Kerandan yang dulu pernah digunakan sebagai rumah tahanan bagi penekun leak yang ugig atau jahat. 

"Leluhur kami memang pawangnya leak. Kalau ada leak ugig, ditangkap, dipenjarakan istilahnya di lahan kosong itu. Dibina, supaya mereka tidak berbuat jahat lagi," terang Ida Bagus Surya Darma. Pengalaman lain, mendiang Ida Bagus Ketut Rai pernah didatangi oleh sosok Rangda hingga Garuda Mas yang konon merupakan salah satu ilmu tingkat tinggi dalam ilmu pangleakan. "Bebai orang yang metamba di sini itu yang sering menyerang secara niskala. Syukur beliau terlindungi," jelasnya. 

Menjelang akhir hayatnya, Ida Bagus Ketut Rai pun masih menjalankan tugasnya sebagai pelayan umat. Kepergiannya sudah diterima secara lapang dada oleh keluarga besar. Selain karena faktor usia, mendiang Ida Bagus Ketut Rai juga sudah menitipkan pesan pada H-3 sebelum meninggal dunia. "Seakan beliau tahu akan tutup usia, sehingga 9 anak-anak beliau termasuk saya, menantu dan cucu sudah diberikan wejangan," terangnya. Salah satu pesan mendiang, agar praktek Usadha dan pelayanan umat tetap dilanjutkan. 

"Saya sendiri sudah dari kecil senang belajar yoga dan Usadha, saya merasa bersyukur karena pada saat detik-detik terakhir beliau menghembuskan napas, saya sempat menghaturkan jalan Bakti Pamralina kepada beliau sesuai yang beliau ajarkan kepada saya," ujarnya. Sebagai firasat akan meninggal, almarhum sempat minta padmasana dan lembu putih kepada menantunya I Made ‘Agus’ Mahayastra, Bupati Gianyar periode 2020-2025 yang kini kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Gianyar untuk periode kedua. 

Persiapan palebon di Griya Angkeran Banjar Triwangsa Desa Siangan Kecamatan/Kabupaten Gianyar, Rabu (13/11). –NOVI 

"Kalau Tu Aji nanti meninggal, Agus (Mahayastra) yang ngasi Padma dan Lembut, dan saat itu Agus Mahayastra berjanji dan menyanggupinya," kenangnya. Palebon Ida Bagus Ketut Rai, rencananya akan digelar pada Saniscara Pon Matal, Sabtu (7/11). Selama rangkaian prosesi akan dipuput oleh 9 sulinggih Siwa Budha. 7 nvi
Read Entire Article