Warning: session_start(): open(/home/indonesiainsight/public_html/src/var/sessions/sess_a39e1e21dc317335dc557fbce8d9b29c, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/indonesiainsight/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/indonesiainsight/public_html/src/var/sessions) in /home/indonesiainsight/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Partisipasi Pemilih Pilgub Bali 71,92% - Berita Eklusif

Partisipasi Pemilih Pilgub Bali 71,92%

2 weeks ago 1
ARTICLE AD BOX
Angka partisipasi pemilih Pilgub Bali 2024 mencapai 71,92 persen. Angka ini meleset dari target KPU Bali sebesar 75 persen. Angka tersebut dirangkum KPU Bali setelah rekapitulasi di tingkat kecamatan telah rampung. Dari angka itu, jumlah pemilih yang datang ke TPS sebesar 2.364.485 dari total 3.283.893 Daftar Pemilih Tetap (DPT). Namun capaian partisipasi pemilih di Bali ini masih di atas rata-rata nasional sebesar 68 persen.

Adapun jika dilihat dari masing-masing kabupaten/kota, partisipasi pemilih terbesar berada di Kabupaten Tabanan mencapai 82,75 persen, diikuti Gianyar 82,47 persen, Bangli 78,40 persen, Badung 78,01 persen, Klungkung 73,41 persen, Karangasem 72,85 persen, Jembrana 71,19 persen, Buleleng 61,39 persen, dan Kota Denpasar yang kembali menjadi daerah dengan partisipasi pemilih terendah di Bali dengan partisipasi 59,55 persen. 

Komisioner KPU Bali I Gede John Darmawan mengakui target moderat yang dicanangkan belum berhasil dicapai. Menurutnya, pemilih tidak hadir ke TPS karena sejumlah faktor. Pertama, faktor cuaca hujan yang terjadi di sebagian wilayah Bali, khususnya pada jam-jam yang biasa didatangi pemilih. Ditambah, kata John, jika tidak adanya pasangan calon yang sesuai dengan aspirasi dari calon pemilih, maka motivasi datang ke TPS menjadi semakin rendah. 

“Dari laporan teman-teman KPPS, hujan terjadi sekitar pukul 09.00 Wita sampai pukul 11.00-an. Itu ‘prime time’ pemilih ke TPS,” ujar John kepada NusaBali, Rabu (4/12). Di samping dua alasan tersebut, John juga menyebut adanya sejumlah calon pemilih yang tidak lagi tinggal sesuai alamat di KTP yang jadi dasar penetapan DPT. Hal itu umumnya dijumpai di wilayah perkotaan seperti Kota Denpasar. 

Buntutnya, banyak surat C-pemberitahuan kembali yang dikirimkan KPPS tidak sampai kepada pemilih. Sementara tidak mungkin memberikan surat tersebut kepada orang lain. Jika orangnya tidak ditemukan, maka KPPS mengumpulkan dan menyimpan di TPS H-1. John menyampaikan, secara keseluruhan partisipasi pemilih di Bali tidak berbeda jauh dari capaian di daerah lain yang berkisar 71-74 persen. Namun pihaknya tentu akan melakukan evaluasi untuk bahan perbaikan selanjutnya. “KPU Bali akan mengevaluasi apa yang menjadi penyebab partisipasi pemilih di Bali tidak mencapai 75 persen,” ujar mantan Ketua KPU Kota Denpasar ini. 

Angka partisipasi pemilih Pilgub Bali terus menurun sejak Pilgub 2013. Pada Pilgub 2013 yang dimenangkan Made Mangku Pastika-I Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta) itu angka partisipasi pemilih sempat mencapai 74 persen, kemudian turun menjadi 71 persen pada Pilgub tahun 2018 yang dimenangkan Wayan Koster-Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati alias Cok Ace (Koster-Ace). 

Terkait tingkat partisipasi pemilih di Kota Denpasar saat Pilkada 2024 menjadi yang terendah di Bali, diakui Ketua KPU Denpasar Dewa Ayu Sekar Anggaraeni. Usai menggelar pleno rekapitulasi hasil Pilkada 2024 di Inna Hotel Denpasar, Rabu (4/12), Sekar mengatakan persentase pemilih ini masih jauh dari target KPU Denpasar yakni minimal 75 persen.

Namun Sekar mengatakan tingkat partisipasi pemilih tahun ini meningkat dari Pilkada Denpasar tahun 2015 dan 2020 lalu. Saat Pilkada 2020 sebesar 54 persen dan Pilkada 2015 sebesar 56 persen. Pilkada saat ini masih ada perbedaan antara Pilkada Denpasar dan Pilgub Bali karena ada pemilih pindahan dari luar Denpasar yang hanya dapat surat suara Pilgub sementara pada Pilkada Denpasar tidak dapat. Tingkat partisipasi pemilih mencapai 59,55 persen untuk Pilgub Bali dan 59,53 persen untuk Pilkada Denpasar. 

Menurutnya, rendahnya tingkat partisipasi ini dikarenakan C pemberitahuan tidak terdistribusi semua. Hal ini dikarenakan ada yang meninggal dunia, pindah alamat domisili, pindah memilih, tidak dikenal serta tidak berada di tempat dan tidak terdapat keluarga/orang terpercaya yang dapat dititipkan saat pemberian form C pemberitahuan. "Paling tinggi sebabnya karena pindah domisili, tidak dikenal dan tidak terdapat keluarga/orang terpercaya yang dapat dititipkan saat pemberian form C pemberitahuan di sana penyebab tidak terdistribusi," ungkap Sekar.

Dia mengatakan, C pemberitahuan yang tidak terdistribusi mencapai 14 persen, dan 86 persen sudah terdistribusi. Akan tetapi penyebab utama karena rendahnya masyarakat untuk hadir ke TPS. "Terkait hal ini kami akan lakukan penelitian kerjasama dengan perguruan tinggi untuk melakukan evaluasi. Yang jelas paling banyak mereka karena memang mereka kebanyakan tidak hadir ke TPS," kata Sekar.

Sementara itu, berkaca dari hasil evaluasi Pilkada 2020, Sekar mengatakan penyebab tidak hadir ke TPS karena masih bekerja. "Meskipun diliburkan, namun ada beberapa layanan publik dan perusahaan yang karyawannya tetap bekerja," ujarnya. Alasan lainnya, karena menganggap salah satu Paslon pasti akan menang meskipun tak datang ke TPS. Ada juga alasan, siapapun pemimpinnya tidak akan berpengaruh dengan tingkat kesejahteraan mereka. Meski demikian, legalitas dari hasil Pilkada ini sah dan siapapun yang mendapatkan suara terbanyak itulah pemenangnya. 

"Itu evaluasi Pilkada sebelumnya. Untuk Pilkada 2024, kami akan kerjasama dengan kampus setelah ini lakukan evaluasi," imbuhnya. Sementara itu tingkat partisipasi pemilih tertinggi di Pilkada 2024 ini adalah Kabupaten Tabanan. Tingkat partisipasi pemilih di Tabanan mencapai 82,82 persen untuk Pilgub Bali, sedangkan angka golput cukup rendah di angka 17,18%. Sementara, untuk Pilkada Tabanan sebanyak 310.005 suara masuk, dengan rincian 304.478 suara sah dan 5.527 dinyatakan tidak sah. Tingkat partisipasi masyarakat juga tinggi mencapai 82,80%, sedangkan angka golput hanya 17,20%.

Dalam acara media gathering persiapan rekapitulasi perhitungan perolehan suara di tingkat kabupaten di Warung K-Nol Jalan Batukaru, Penebel, Rabu kemarin Ketua KPU Tabanan I Wayan Suwitra mengatakan meskipun sedikit di bawah target yang ditetapkan sebelumnya untuk angka partisipasi 85 persen, tetapi dia tetap mengapresiasi antusiasme masyarakat Tabanan yang ikut serta mensukseskan ajang demokrasi lima tahun sekali ini. 

“Astungkara untuk angka partisipasi di kabupaten se-Bali kayaknya kita yang tertinggi untuk partisipasinya,” katanya. Meski begitu, dia mengakui adanya tantangan, terutama jumlah surat suara tidak sah yang mencapai 5.000. Suwitra menjelaskan, tingginya angka surat suara tidak sah kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat, khususnya lansia, terhadap tata cara pencoblosan yang benar. 

“Kita akui surat suara tidak sah itu masih lumayan sampai 5.000. Kami kemarin menggenjot partisipasi sehingga semua elemen masyarakat, termasuk lansia, datang ke TPS. Namun, semangat mereka terkadang tidak diiringi pemahaman yang cukup, sehingga menciptakan suara tidak sah. Ini jadi evaluasi untuk meningkatkan sosialisasi dan bimbingan teknis ke depan kepada jajaran kami sehingga itu bisa diteruskan ke masyarakat tentang tatacara maupun pemahaman suara sah dan tidak sah,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Bawaslu Tabanan, I Ketut Narta, turut memberikan pandangannya terkait angka golput yang mencapai 17 persen dalam Pilkada Tabanan 2024. Ia menjelaskan masalah ketidakakuratan data pemilih terjadi akibat banyaknya pemilih yang sudah pindah domisili, namun tetap tercatat di DPT tanpa melaporkan perubahan alamat mereka. "Kami sempat melakukan pengawasan dengan sampling ke salah satu rumah, dan ternyata beberapa pemilih sudah pindah tempat tinggal, tetapi tetap tercatat di alamat lama. Ini karena kurang tertibnya masyarakat administrasi KTP elektronik," ungkapnya.

Menurutnya, jika pemilih sudah pindah domisili, mereka seharusnya melaporkan perubahan tersebut agar DPT lebih akurat. Selain itu, faktor lain yang turut mempengaruhi adalah pemilih yang sudah meninggal, namun masih tercatat di DPT. "Ini menjadi dinamis, karena banyak pemilih yang sudah meninggal masih ada di DPT. Ditambah lagi, TKI yang bekerja di luar negeri juga masih terdaftar sebagai pemilih," kata Narta. Bawaslu Tabanan mengimbau agar KPU lebih berfokus pada pendataan yang lebih akurat dan berjenjang, termasuk melakukan pengawasan terhadap jajaran KPPS untuk memverifikasi pemilih yang sudah meninggal atau yang tinggal di luar negeri. 

Terpisah Pengamat politik Undiknas University, Dr I Nyoman Subanda meyakini angka golput yang cukup tinggi tidak disebabkan oleh satu faktor. Namun faktor figur yang maju dalam kontestasi Pilgub Bali 2024 menjadi faktor penting menentukan antusiasme calon pemilih datang ke TPS. Untuk wilayah urban seperti Kota Denpasar, figur yang kuat elektabilitasnya semakin berpengaruh dalam menarik partisipasi pemilih karena penduduknya lebih heterogen. 

“Faktor figur itu sangat mempengaruhi tingkat partisipasi. Kalau figur itu punya magnet kuat cuaca buruk tidak akan berpengaruh,” ujarnya. Lebih lanjut menurut Subanda penyumbang golput kemungkinan besar dari para pemilih swing voter yang belum dapat menentukan pilihan sampai detik-detik waktu pemilihan. 

Menurut Subanda kalangan swing voter ini banyak berasal dari kaum muda atau milenial dan gen z. 

“Sampai detik-detik terakhir pernah saya ajak dialog masih mencari-cari pilihan. Walaupun bukan penelitian komprehensif setidaknya itu sudah menunjukkan gejala yang ada,” jelasnya. Subanda menyebut paslon yang maju tidak mampu meyakinkan lebih banyak calon pemilih untuk datang ke TPS. Ia pun menyinggung fungsi partai politik membentuk kader-kader yang mampu mewakili suara dan aspirasi masyarakat. 7 adi, mis, cr79
Read Entire Article