ARTICLE AD BOX
Pihak Perumda Air Minum Tirta Mangutama menargetkan pembangunan reservoir selesai pada Desember mendatang. Saat ini, proses pembangunan telah mencapai tahap pengeringan, setelah itu baru pemasangan Glass Fused Steel Tank (GFST) yang akan dilakukan setelah peralatannya tiba pada November.
“Perkembangan pembuatan reservoir itu pembuatan dasar sudah langkah pengeringan. Jadi dipertengahan November, Glass Fused Steel Tank sudah datang. Tinggal nunggu pengeringan, lalu dipasang, sehingga dipastikan di Desember itu semua reservoir sudah selesai,” kata Suarsa, Rabu (23/10) siang.
Suarsa melanjutkan, untuk memastikan distribusi air berjalan lancar, pemasangan pipa juga harus dilakukan. Pemasangan pipa menunggu hasil kajian ekonomi dari BPKP, karena kajian dari akademisi sudah selesai dan ekspose ke Kejaksaan Negeri (Kejari) sudah dilakukan. Setelah kajian BPKP selesai, maka proses tender untuk pemasangan pipa jalur laut menuju wilayah selatan dapat dimulai.
“Kalau reservoir di Labuan Sait selesai dan pipa selesai, maka di pastikan idle capacity atau air yang ada tetapi belum bisa dimanfaatkan, itu bisa dialiri,” tambahnya.
Saat ini, Suarsa menjelaskan jika koordinasi masih berlangsung untuk memperoleh izin distribusi air dari sumbernya di Tukad Mati sebesar 200 liter per detik. Apabila izin tersebut sudah keluar, maka pada 2025 diharapkan permasalahan air di wilayah selatan akan terselesaikan.
Dilihat dari kondisi sekarang, menurutnya beberapa daerah hanya mendapatkan pasokan air tiga kali sehari. Namun dengan adanya proyek perpipaan dan peningkatan kapasitas aliran menjadi 200 liter per detik di estuari, masyarakat diproyeksikan mendapatkan pasokan air lebih lama. “Kemarin kan ada beberapa tempat yang dapat air 3 kali sehari, jadi dengan adanya perpipaan dan tahun depan ada upgrade lagi 200 liter per detik di estuari, maka minimal pelanggan kita bisa mendapat air lebih lama,” kata Suarsa.
Di sisi lain, perusahaan plat merah ini kini juga sedang menyusun rencana pemanfaatan air laut, karena pasokan air 200 liter per detik diprediksi tidak akan mencukupi dalam tiga tahun mendatang. Oleh karena itu, reservoir ini menjadi solusi untuk menampung air dari estuari, yang dapat dialirkan jika pipa bawah laut sudah selesai.
“Targetnya tahun 2025 seluruh pembangunan penunjang sudah selesai, sehingga reservoir itu efektif. Perpipaan juga kita proses di tahun ini juga, kalau jalur perpipaan bawah laut selesai, maka air bisa kita alirkan, dengan begitu keandalan perpipaan kita ke selatan terjaga,” imbuh Suarsa sembari menyebut pembangunan reservoir di Labuan Sait berasal dari penyertaan modal Pemkab Badung sebesar Rp 18 miliar. 7 ol3