ARTICLE AD BOX
Acara ini mengusung tema ‘Take The Rights Path; My Health, My Right!’ atau ‘Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa’.
Acara ini juga dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Badung dr Made Padma Puspita beserta jajarannya, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Badung I Nyoman Gunarta, Perbekel Buduk I Ketut Wira Adi Atmaja, Perbekel Pererenan I Made Rai Yasa, Lurah Kapal I Nyoman Adi Setiawan, serta siswa-siswi SMA di Badung.
Wabup Suiasa menegaskan pentingnya meningkatkan kesadaran kolektif terkait hak kesetaraan dalam upaya menanggulangi HIV/AIDS. Wabup Suiasa menyebutkan bahwa tema tahun ini menggambarkan perlunya pendekatan kolaboratif untuk menangani permasalahan HIV/AIDS.
“Jadi tidak bisa kita lakukan sepihak, tapi harus melibatkan semua elemen, semua unsur. Kita harus melakukan dengan cara yang kolaboratif dan bersama melakukan gerakan. Hanya dengan hal itulah kita akan bisa menangani HIV,” ujar Wabup Suiasa.
Wabup asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan ini juga menegaskan ada target ambisius untuk mencapai Zero HIV/AIDS pada 2030. Target ini meliputi tiga aspek utama yakni menghentikan pertumbuhan kasus baru, mencegah kematian akibat HIV/AIDS, serta menghilangkan stigma terhadap para penderita. “Apalagi kita hanya punya waktu lagi 5 tahun saja. Ini sekarang sudah akhir tahun 2024, karena di tahun 2030 kita ditargetkan untuk zero HIV-AIDS,” katanya.
Per September 2024, Wabup Suiasa melanjutkan tercatat sekitar 5.000 kasus HIV/AIDS. Angka ini menjadi tantangan besar yang harus diatasi bersama. Untuk itu, pendataan kepada masyarakat dan deteksi dini pada wilayah-wilayah yang rawan kasus menjadi prioritas.
Wabup Suiasa juga menyebut HIV/AIDS sebagai tantangan global yang setara dengan pandemi. Wabup Suiasa menyoroti kesulitan dalam mengidentifikasi penderita karena banyak dari mereka memilih untuk menyembunyikan kondisinya akibat rasa malu, frustrasi, atau takut terhadap diskriminasi sosial.
“Ada kecenderungan yang terkena HIV/AIDS itu adalah orang yang sifatnya tertutup, karena apa? Mungkin rasa malu, mungkin sudah patah harapan hidup atau frustrasi. Mungkin tahu risiko masalah sosialnya,” paparnya.
Wabup Suiasa menegaskan pentingnya menghapus stigma di masyarakat. Menurutnya, penderita HIV/AIDS tidak berbeda dengan penderita penyakit kronis lainnya seperti TBC, penyakit jantung, liver, atau ginjal. Untuk itu, Wabup Suiasa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dan berkolaborasi dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS. Menurutnya, hanya dengan kerja sama yang erat, target Zero HIV/AIDS dapat tercapai.
“Stigma yang berlaku di masyarakat yang mendiskriminasi harus dihilangkan. Sebab masih banyak ada asumsi-asumsi yang salah atau keliru dari masyarakat, jika berhadapan dengan orang yang penderita penyakit HIV/AIDS,” ucap Wabup Suiasa. @ ol3