ARTICLE AD BOX
Sampah kiriman yang menepi tersebut didominasi ranting dan kayu berukuran besar.
Koordinator Deteksi Evakuasi Sampah Laut (Desalut) Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Badung Made Gede Dwipayana, mengatakan hujan deras beberapa hari terakhir menjadi penyebab utama menepi sampah di sepanjang garis pantai. Sampah-sampah tersebut terbawa arus sungai dan laut hingga akhirnya terdampar di pantai.
“Ini baru permulaan, masih sampah lokalan,” ujar Dwipayana pada Jumat (29/11) siang.
Dwipayana menjelaskan beberapa kawasan wisata populer seperti Pantai Samigita termasuk Jimbaran turut terdampak oleh bencana ini. Tim kebersihan dari Dinas LHK Badung telah mengerahkan seluruh upaya untuk membersihkan pantai-pantai tersebut.
Dari data sementara, diperkirakan sekitar 20 ton sampah kayu telah berhasil diangkut dari Pantai Samigita pada Jumat (29/11) pagi. Sementara, untuk sampah kiriman di Pantai Jimbaran baru akan dieksekusi pada Sabtu (30/11) pagi ini.
“Jumlah pastinya masih dalam proses pendataan, tetapi yang jelas kami akan terus bekerja keras untuk membersihkan pantai secepatnya,” kata Dwipayana.
Seluruh sampah yang terkumpul akan dibawa ke Pusat Daur Ulang (PDU) Mengwi untuk diolah lebih lanjut. Menggunakan mesin Wood Chipper, sampah kayu akan dicacah menjadi potongan-potongan kecil, sedangkan residu lainnya akan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Selama proses pembersihan sampah kiriman, sejumlah alat berat diturunkan seperti 4 loader, 2 beach cleaner, dan 2 crawler carrie. Lalu sebanyak 50 orang petugas kebersihan dikerahkan khusus pada pembersihan Pantai Samigita kemarin. Namun, jumlah tim kebersihan ini bisa saja ditambah jika sampah kiriman semakin menumpuk.
Fenomena sampah kiriman, lanjut Dwipayana, dikatakan bukanlah hal baru bagi Badung. Setiap tahun, terutama saat musim hujan, kejadian serupa kerap terjadi.
“Sampah kiriman saat ini tidak berbeda jauh seperi sampah kiriman tahun lalu,” ucapnya. 7 ol3