ARTICLE AD BOX
Anak Agung Ngurah Aditya Pramana, atau akrab disapa Wah Adit, selaku arsitek ogoh-ogoh Banjar Tengah Sesetan, menyampaikan bahwa ia telah dipercaya untuk memimpin pembuatan ogoh-ogoh sejak 2020. “Sejak SMP saya sudah menekuni karya seni ogoh-ogoh ini, dan sejak 2020 dipercaya sebagai arsitek ogoh-ogoh di Banjar Tengah Sesetan,” ujarnya.
Wah Adit mengungkapkan bahwa antusiasme menjelang lomba ogoh-ogoh tahun 2025 sangat tinggi, apalagi dengan format tarung bebas yang menambah tantangan dalam berkarya.
“Perasaan saya tentu antusias dan semangat untuk menampilkan karya terbaik. Namun, ada sedikit rasa deg-degan dan waswas karena format tarung bebas ini,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan harapan agar Sekaa Teruna (ST), baik di Banjar Tengah Sesetan maupun Denpasar pada umumnya, dapat tetap kompak. "Semoga ST semakin solid dan tidak ragu datang ke banjar. Dengan berlalunya pemilu, harapan kami ada perubahan positif yang mendukung kreativitas," tambahnya.
Wah Adit juga menyoroti pentingnya evaluasi dalam proses pembuatan ogoh-ogoh, khususnya mengenai pembagian tugas. "Kami ingin semua anggota ST, baik laki-laki maupun perempuan, dapat terlibat aktif selama proses pembuatan ogoh-ogoh yang berlangsung selama 3-4 bulan. Jangan sampai hanya ada istilah ‘pasukan 4-5’ (segilintir orang yang bekerja),” tegasnya.
Selain itu, ia berharap insiden seperti pembakaran ogoh-ogoh dan masalah terkait penggunaan sound system tidak terulang. “Kami ingin meningkatkan keamanan banjar selama prosesi, agar semuanya berjalan lancar,” ujarnya.
Proses pembuatan ogoh-ogoh di Banjar Tengah Sesetan telah dimulai sejak pertengahan November 2024. Meski baru mencapai tahap kasar awal, Wah Adit optimistis pengerjaan akan selesai tepat waktu.
“Kami menganggarkan dana sekitar Rp50 juta hingga Rp70 juta, tapi kami berusaha menekan anggaran agar tidak membengkak. Untuk bahan, kami menggunakan ulatan bambu dan rotan untuk meminimalisir biaya, mengingat harga bahan seperti guungan saat ini cukup mahal,” jelasnya.
Tahun ini, ogoh-ogoh yang dibuat akan menampilkan lima tokoh karakter dengan sistem bongkar pasang. Konsep ini diharapkan dapat memaksimalkan karya dengan efisiensi.
Wah Adit menekankan bahwa selain hasil karya, proses kebersamaan dalam pembuatan ogoh-ogoh menjadi prioritas utama. “Yang terpenting adalah kebersamaan dan bagaimana kami bisa berkarya secara maksimal. Semoga lomba ogoh-ogoh tahun ini memberikan pengalaman berharga dan membawa kebanggaan bagi Banjar Tengah Sesetan,” tutupnya.
Dengan semangat dan persiapan yang matang, ST Canthi Graha Banjar Tengah Sesetan siap memberikan karya terbaiknya dalam pergelaran Kasanga 2025, sembari menjaga tradisi dan kebersamaan yang menjadi ciri khas budaya Bali. *m03