ARTICLE AD BOX
Dewa Putu Surya Pradnya, salah satu kreator Ogoh-Ogoh ST Dharma Kusuma, mengungkapkan alasan pihaknya bergerak lebih awal tahun ini. “Pengalaman sebelumnya, kami sering mengalami kendala waktu dan keterbatasan sumber daya manusia menjelang penilaian Ogoh-Ogoh. Bahkan H-1 masih bekerja tanpa istirahat yang cukup. Jadi, tahun ini kami memulai lebih cepat agar dapat memaksimalkan perencanaan dan pengerjaan,” ujar Dewa.
Fokus pada Konstruksi dan Konsep
Dewa menjelaskan bahwa proses awal pembuatan Ogoh-Ogoh membutuhkan waktu yang cukup panjang, terutama pada tahap konstruksi.
“Pembuatan rangka konstruksi cukup memakan waktu. Kami harus mengukur, mencari titik keseimbangan, dan mengatur ukuran besi dengan hati-hati. Jika asal mengelas, dikhawatirkan Ogoh-Ogoh bisa roboh atau patah,” tambahnya.
ST Dharma Kusuma menonjolkan tiga karakter dalam karya mereka dengan bahan utama berupa ulatan bambu. Hingga kini, anggaran yang dikeluarkan berkisar Rp 5-7 juta, terutama untuk pembelian besi dan bahan lainnya.
Dewa juga menyampaikan harapan menyambut Tahun Baru Caka 1947. “Harapan kami sederhana, semoga tahun 2025 mendatang aman, tertib, dan tentram. Kami juga berharap kepala daerah yang terpilih nantinya dapat mendukung kemajuan seni dan budaya Bali, tanpa ada kaitannya dengan politik,” ujarnya.
Melalui persiapan yang matang ini, ST Dharma Kusuma berharap dapat memberikan hasil terbaik pada perayaan Nyepi mendatang, sekaligus menjaga semangat kreativitas generasi muda dalam melestarikan seni dan budaya Bali. *m03