Tokoh Adat yang Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Tabanan, Wayan Tontra Berpulang

4 weeks ago 4
ARTICLE AD BOX
TABANAN, NusaBali
Kabar duka menyelimuti lembaga adat di Kabupaten Tabanan. Ketua Majelis Desa Adat (MDA) sekaligus Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tabanan I Wayan Tontra tutup usia. Tontra meninggal dalam perawatan di RSUD Tabanan pada, Senin (7/10) sekitar pukul 23.00 Wita karena penyakit komplikasi hingga terdiagnosa memiliki kanker sumsum tulang belakang. 

Kepergian Wayan Tontra mengejutkan sejumlah kalangan meskipun sejak Januari 2024 memang sering bolak-balik rumah sakit untuk menjalani perawatan. Sebab meskipun sakit Tontra masih kerap ikut sejumlah kegiatan. 

Rupanya kepergian pria berusia 71 tahun ini menurut keluarga sudah ada pertanda. Sebab sebulan sebelum meninggal Tontra tanpa sengaja ingin mencetak file seluruh kegiatannya termasuk file kebersamaannya dengan mantan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dan Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya. File dicetak dengan alasan supaya bisa dikenang dan diperlihatkan ke anak cucunya. 

Istri almarhum Wayan Tontra, yakni I Gusti Ayu Murniati tunjukkan foto-foto berbagai kegiatan almarhum semasa hidupnya. –IST 

Menurut sang istri I Gusti Ayu Murniati sebelum meninggal almarhum Wayan Tontra tepat di Hari Raya Galungan kondisinya ngedrop. Kemudian almarhum langsung dilarikan ke RSUD Tabanan untuk mendapatkan perawatan. 

"Jadi sejak Galungan sudah dirawat kemudian akhirnya meninggal dunia kemarin (Senin) malam," ujarnya saat ditemui di rumah duka Banjar Kelating Dangin Jalan, Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Selasa (8/10). 

Selama perawatan di RSUD Tabanan kondisinya memang tidak begitu bagus. Sempat tidak mau makan. Selain itu sejak Januari 2024 Wayan Tontra juga sudah sering bolak-balik menjalani perawatan di rumah sakit. "Sebulan sempat saja opname. Namun begitu sembuh lagi beraktifitas. Sudah sempat saya larang, namun karena bapak (almarhum) suka ikut kegiatan jadinya meskipun sakit tetap aktivitas," katanya. 

Almarhum I Wayan Tontra. –IST

Meskipun sempat menjalani perawatan selama 13 hari di RSUD Tabanan tidak ada pesan khusus atau firasat yang dirasakan keluarga. Namun sebulan sebelum meninggal almarhum disebut memiliki gelagat aneh karena ingin mencetak foto-foto kegiatan untuk dijadikan kenangan. "Alasannya supaya bisa dilihat oleh anak dan cucu. Jadi file yang ada di HP itu semunya dicetak," beber Murniati. Menurut Murniati almarhum adalah sosok teladan di keluarga. Apalagi berkaitan dengan keagamaan. Sehingga semasa hidup itu almarhum Tontra kerap membuat prasasti hingga pernah membuat buku pelajaran tentang keagamaan untuk jenjang SD. "Kami sekeluarga ikhlas," katanya. 

Buat selamanya almarhum Wayan Tontra meninggalkan dua orang anak dan lima orang cucu. Sesuai dengan kesepakatan keluarga upacara pengabenan Wayan Tontra akan digelar Minggu (13/10) di Setra Adat Kelating, Kecamatan Kerambitan. Saat ini jenazah almarhum sudah dibawa ke rumah duka. Kepergian, Wayan Tontra juga meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi masyarakat setempat. Seperti disampaikan Bendesa adat Kelating, I Dewa Made Maharjana. Dia mengatakan sangat kehilangan sosok yang getol melestarikan adat, agama dan budaya ini. 

“Beliau sangat baik dan bijaksana dalam memberikan pemahaman tentang adat dan menjaga keharmonisan antar umat. Dedikasi dan pengayoman beliau bagi masyarakat sangat besar,” ujarnya. Diakui semasa hidup Wayan Tontra menjadi salah satu penggerak dalam penyusunan dan penyempurnaan awig-awig serta tata titi adat di Tabanan. "Lewat aktivitas itulah beliau menjadi guru yang tak tergantikan dalam menjaga kearifan lokal serta harmoni antar masyarakat," kata Dewa Maharjana. 

Hal senada disampaikan Ketua MDA Kecamatan Tabanan I Gusti Siwa Genta. Dia sendiri mengaku kaget akan informasi berpulangnya Wayan Tontra. "Sempat kaget juga, karena almarhum hari ini (Selasa 8/10) membuat acara di Penebel terkait dengan pembinaan LPD di kabupaten Tabanan," katanya. Dengan kondisi itu atas nama pribadi dia pun mengucapkan turut berduka cita atas kepergian seorang tokoh panutan, tokoh adat, agama dan budaya dari Tabanan ini. 7 des
Read Entire Article