ARTICLE AD BOX
MANGUPURA, NusaBali
Wisatawan dan masyarakat Bali diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang tinggi yang mencapai 2,5 meter di sejumlah perairan Bali. Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho, menyampaikan potensi gelombang ini diperkirakan berlangsung hingga Kamis (5/12) mendatang.
Berdasarkan analisa BBMKG, pola angin di perairan Bali bagian utara umumnya bergerak dari selatan hingga barat daya dengan kecepatan 2-15 knot, sementara di perairan Bali bagian selatan bergerak dari selatan hingga barat dengan kecepatan 4-15 knot. Kecepatan angin tertinggi tercatat di Selat Bali, Selat Lombok bagian utara dan selatan, serta perairan selatan Bali.
“Peringatan dini telah dikeluarkan untuk gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter yang berpeluang terjadi di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, dan perairan selatan Bali. Kondisi ini dinilai berisiko terhadap keselamatan pelayaran dan aktivitas wisata bahari,” jelas Cahyo pada Senin (2/12).
Leih lanjut dijelaskan, kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang hingga 1,25 meter dapat membahayakan perahu nelayan, sedangkan kapal tongkang berisiko terganggu jika kecepatan angin mencapai 16 knot dengan tinggi gelombang 1,5 meter. Selain itu, masyarakat diharapkan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem, termasuk hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat.
Menurut Cahyo Nugroho, kondisi cuaca secara umum berawan dengan potensi hujan ringan hingga lebat yang dapat terjadi pada siang hingga malam hari di sebagian besar wilayah Bali. Angin dominan bertiup dari arah selatan hingga barat dengan kecepatan 4-30 km/jam. Fenomena ini dipengaruhi oleh Madden-Julian Oscillation (MJO) yang berada di fase 4 (Maritime Continent), yang memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia, termasuk Bali.
Cahyo Nugroho pun mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak cuaca ekstrem, seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang. Wisatawan, nelayan, dan pelaku kegiatan wisata bahari diharapkan memerhatikan peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang di perairan selatan Bali yang dapat mencapai 2 meter.
“Pastikan untuk selalu memantau informasi dari BMKG, terutama terkait peringatan dini cuaca atau iklim ekstrem,” pesannya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua UPTD Balawista Kuta I Ketut Ipel, mengatakan kondisi gelombang di sepanjang pesisir Pantai Samigita saat ini masih terpantau normal. Meski demikian, pihaknya tetap mengutamakan langkah-langkah pencegahan untuk menjaga keselamatan wisatawan yang beraktivitas di kawasan pantai.
“Kami tetap melakukan langkah-langkah preventif kepada wisatawan yang beraktivitas. Wisatawan diimbau agar selalu berenang di area yang aman, yaitu di antara bendera merah dan kuning yang telah dipasang oleh petugas,” ujarnya.
Ketu Ipel menambahkan, bendera peringatan juga dipasang di area pantai yang memiliki arus berbahaya sebagai penanda agar wisatawan menghindari lokasi tersebut. Langkah ini bertujuan untuk meminimalkan risiko yang dapat terjadi akibat arus laut yang tidak terduga. Dia pun mengingatkan para wisatawan untuk selalu mematuhi petunjuk dari petugas penyelamat dan tidak mengabaikan bendera peringatan yang telah terpasang di sepanjang garis pantai.
“Keselamatan wisatawan adalah prioritas kami. Mohon kerja sama dari semua pihak untuk mengikuti aturan demi kenyamanan bersama,” imbau Ketut Ipel. 7 ol3