Longsor Tutup Jalur Klungkung-Gianyar

Pantauan di lapangan longsor tersebut tepatnya terjadi di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung yang merupakan perbatasan Kabupaten Klungkung dengan Kabupaten Gianyar sekitar pukul 10.30 Wita. Akibatnya kendaraan dari dua arah tersebut tidak bisa lewat dan harus putar balik.

Kendaraan dari arah Klungkung menuju Gianyar harus putar balik, sedangkan sebaliknya kendaraan dari arah Gianyar menuju Klungkung juga putar balik. Kendaraan dari arah Gianyar kalau mau ke Klungkung harus lewat Tulikup. Sedangkan dari Klungkung ke Gianyar harus lewat Jalan Bypass Ida Bagus Mantra.

Menindaklanjuti kejadian tersebut Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) Klungkung bersama personel TNI/Polri dan masyarakat langsung turun untuk membersihkan material longsor tersebut. Akhirnya beberapa saat kemudian material tersebut berhasil dibuka dan akses jalan kembali lancar. "Sudah tertangani," ujar Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Klungkung, I Putu Widiada. Selain menutup akses jalan, longsor juga mengikis senderan permukiman warga di atas tebing Desa Tusan. Setidaknya ada 3 kepala keluarga (KK) yang rumahnya berada di pinggir tebing.

Tim BPBD Klungkung sejak, Minggu pagi juga melakukan penanganan beberapa pohon tumbang yang dipicu hujan deras. Di antaranya penanganan pohon tumbang yang menutup badan jalan di Desa Selat, Kecamatan Klungkung. Sehari sebelumnya pohon perindang jenis trembesi tumbang di Jalan Bypass Prof Ida Bagus Mantra wilayah Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung, Sabtu (11/1).

Kasi Humas Polres Klungkung AKP Agus Widiono mengatakan personel dari Polsek Dawan bersama Tim BPBD Kabupaten Klungkung segera mengevakuasi pohon tersebut, karena menutupi sebagian jalan. “Namun saat kejadian ada dua korban pengendara sepeda motor yang tertimpa pohon, korban sudah dibawa ke RSU Klungkung dan RS Graha Medika untuk mendapatkan perawatan medis karena mengalami luka-luka," ujar AKP Agus Widiono.

Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mengungkapkan bahwa gangguan tropis di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu faktor utama yang mendukung pembentukan awan hujan di wilayah Bali. Kondisi ini berkontribusi pada peningkatan intensitas hujan dari 12 hingga 14 Januari 2025.

Menurut Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, gangguan tropis tersebut menyebabkan tekanan udara minimum hingga 1008 hPa di perairan NTT. Fenomena ini memicu konvergensi atau pertemuan massa udara basah di sekitar wilayah Bali, sehingga meningkatkan peluang terjadinya hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat. “Indeks ENSO bernilai -0.83 mengindikasikam adanya pengaruh peningkatan pola konveksi di Indonesia Timur. Selain itu, wilayah Bali sudah memasuki musim hujan,” ujarnya, Minggu kemarin. 7 wan