Warning: session_start(): open(/home/indonesiainsight/public_html/src/var/sessions/sess_6976b8ec8f2e40408a3347d903e3ab86, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/indonesiainsight/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/indonesiainsight/public_html/src/var/sessions) in /home/indonesiainsight/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Lomba Sketsa dan Tapel Ogoh-Ogoh ST Mekar Jaya Munang Maning Dorong Kreativitas Anak Muda Bali - Berita Eklusif

Lomba Sketsa dan Tapel Ogoh-Ogoh ST Mekar Jaya Munang Maning Dorong Kreativitas Anak Muda Bali

2 days ago 3
ARTICLE AD BOX
Ketua Panitia Pelaksana, I Putu Garas Prahmantara, menyampaikan bahwa lomba ini menjadi langkah awal ST Mekar Jaya untuk melestarikan seni dan tradisi Bali. “Ini adalah kali pertama kami menyelenggarakan lomba sketsa dan tapel ogoh-ogoh. Selain untuk menjaga tradisi, lomba ini bertujuan mendorong generasi muda lebih semangat berkarya dan mempererat solidaritas antar komunitas seni di Bali,” ujarnya.

Sebanyak 70 peserta antusias memamerkan kreativitas mereka melalui karya tapel dan sketsa ogoh-ogoh. Salah satu peserta, I Gede Mahendra dari Jembrana, menyebutkan bahwa kegiatan ini menjadi pengalaman pertamanya berlomba di Denpasar.


“Biasanya kami membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk menyelesaikan sketsa, menggunakan bahan seperti kertas, drawing pen, dan bingkai. Harapan saya, kegiatan seperti ini dapat berlanjut di masa depan karena selain berlomba, kami juga mendapatkan relasi baru,” kata Mahendra, pegawai PDAM asal Jembrana.


Sementara itu, peserta dari Karangasem, I Wayan
Wiriantika, yang mengikuti kategori tapel ogoh-ogoh, memamerkan dua
karya bertajuk Dadong Guliang dan Balian Pengeiwa. “Biaya pembuatan
sekitar Rp800 ribu dengan menggunakan bahan ramah lingkungan. Saya
berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi untuk lebih banyak wadah
seni di Karangasem,” ujarnya.

Salah
satu juri, I Made Yasa Winangun, menilai bahwa perkembangan seni tapel
dan sketsa ogoh-ogoh di Bali semakin maju dan realistis. “Baik kategori
realis maupun tradisi menunjukkan kemajuan yang signifikan. Aspek
penilaian untuk tapel meliputi mimik wajah, ekspresi, dan anatomi,
sedangkan untuk sketsa mencakup garis, goresan hitam putih, dan
komposisi,” jelas seniman yang dikenal dengan nama Keju Juwhat.


Menurutnya,
lomba ini diharapkan tidak hanya menjaga tradisi seni Bali tetapi juga
memberikan kontribusi pada sektor ekonomi dan pariwisata. “Kita harus
terus melestarikan seni dan budaya Bali di tengah gempuran modernisasi,”
tambah Keju Juwhat.

Dua
juri lainnya juga dilibatkan dalam event ini yakni Hadi SUsena dan I
Wayan Arif Masriadi. Ketua Panitia, I Putu Garas Prahmantara, berharap
kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan dan melibatkan lebih banyak
komunitas seni. “Kami ingin ST Mekar Jaya semakin berjaya dan mampu
menginspirasi generasi muda untuk menjaga warisan budaya Bali melalui
seni ogoh-ogoh,” tutupnya.

Dengan
berakhirnya lomba ini, Banjar Munang Maning menunjukkan bahwa seni dan
tradisi tetap relevan untuk dirayakan, bahkan di tengah modernitas yang
terus berkembang. *m03


Read Entire Article