ARTICLE AD BOX
GIANYAR, NusaBali
Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati, Gianyar memiliki potensi sumber daya manusia yang mumpuni. Banyak pemuda desa yang aktif dalam berbagai kegiatan, kreatif dan inovatif sebagai wirausaha. Selain sebagai penerus kerajinan seni ukir, ada pemuda yang merambah usaha dekorasi, pembuatan lembu, desain interior, pengelola lapangan futsal, pemilik toko sport, hingga tukang cukur.
Perbekel Desa Batubulan Kangin I Wayan Alit Putra Atmaja mengapresiasi semangat anak muda di desanya untuk berwirausaha. Mendukung semangat itu, Pemdes Batubulan Kangin mencetuskan program pemberdayaan seni ukir bagi anak-anak. “Rutin digelar setiap hari Minggu sore selama dua jam. Anak-anak diberikan pahat, bahan ukir didampingi tiga orang instruktur. Kami ingin anak-anak mengetahui dasar kerajinan ukir agar ciri khas desa ini tidak punah di kemudian hari,” jelas Alit Putra, Minggu (3/11).
Pembina pemuda, I Made Astika menambahkan anak muda di Desa Batubulan Kangin sangat ingin mendapatkan pembekalan untuk menentukan usaha yang tepat. “Semangat anak muda luar biasa dalam berusaha. Hanya saja saat ini mereka masih gambling, coba-coba mana yang pas,” ujar guru olahraga SMPN 3 Sukawati asal Banjar Puseh ini. Made Astika juga termasuk pemuda yang aktif dalam berbagai kegiatan. Sebagai atlet tenis meja, Astika dipercaya menjadi pengurus PTMSI Gianyar seksi pertandingan. Astika juga membuka toko peralatan olahraga di lokasi strategis Jalan Raya Celuk nyambi sebagai desain interior.
Bersama Astika, ada Gede Oka, 33, yang membuka jasa dekorasi merambah pembuatan lembu dan ogoh-ogoh di Banjar Budaireng. Usaha ini menyerap 4 tenaga kerja dari pemuda. “Pesanan mengalir, termasuk sekarang sedang mengerjakan kendaraan dewata nawa sanga untuk karya di Ubud,” jelas Oka. Sementara jasa dekorasi yang dijalankan juga laris untuk acara perkawinan. Pemuda lainnya, I Komang Ari Arimbawa, 23, mengembangkan usaha kerajinan ukir orangtuanya. Ari mengepakkan sayapnya dengan disain ukiran modern. Diaplikasikan dalam bentuk plakat, penyekat dinding, dan hiasan lainnya.
Ari menerima pesanan dari segala penjuru. Termasuk saat ini sedang mengerjakan ukiran berbahan kayu pesanan Walikota Denpasar. Pemilik toko Karya Bali di Banjar Mula ini menjelaskan, usaha estafet keluarga ini diambilalih sejak Tahun 2016. “Dulu bapak buat pandil di era 90an. Bahannya masih terbatas, kayu cendana. Setelah langka, beralih ke kayu suar atau trembesi. Produknya jadi lebih beragam. Hiasan dinding, papan nama, plakat, bingkai,” jelasnya.
Lulusan Ekonomi Manajemen Universitas Warmadewa ini bisa custom sesuai permintaan sehingga produknya tidak monoton. Ari mempertahankan pembuatan produk secara handmade. “Biar tetap ada lapangan pekerjaan untuk perajin, bukan produk cetakan,” jelas putra I Wayan Witra dan Ni Made Metro ini. Ari mempekerjakan 6 anak muda dengan sistem kerja fleksibel, bisa dikerjakan di rumah. 7 nvi