ARTICLE AD BOX
Selain upacara inti, berbagai kegiatan seni dan budaya turut meramaikan rangkaian acara ini, termasuk lomba membuat penjor dan lomba ngelawar. Dalam lomba penjor ini, sebanyak 12 penjor dari beberapa banjar seperti Banjar Meranggi, Abian Tubuh, Abian Nangka Kaja, Kedaton, dan Kesambi akan dipasang di sekitar Pura Jagatnatha. Setiap banjar mengirimkan satu penjor dengan berbagai kriteria penilaian. Penjor yang akan dipasang di depan pura nantinya dipilih berdasarkan kreativitas dan aspek tradisional yang diusung.
Salah satu peserta lomba penjor adalah Sekaa Teruna Yowana Dharma Laksana (STYDL) dari Banjar Meranggi, Kesiman Petilan, Denpasar Timur, yang kali ini mengusung konsep "Canang Rebong". Konsep penjor yang menarik perhatian ini sebelumnya menjadi yang terbaik saat lomba penjor Pangerebongan.
Ketua STYDL, I Kadek Yoga Febrian Ramartha, menyampaikan kebanggaannya atas kesempatan memasang penjor di Pura Jagatnatha. "Kami membuat penjor baru dengan konsep Canang Rebong, setelah penjor kami sebelumnya menarik perhatian masyarakat dan mendapat apresiasi dari Bapak Jaya Negara (Walikota Denpasar 2021-2024),” jelas Yoga.
Yoga menjelaskan, penjor dengan konsep Canang Rebong mengalami beberapa modifikasi, terutama pada bagian Tunjung pada gebogan, tali sampian, serta elemen tambahan yang disesuaikan dengan desain baru. "Ini pengalaman pertama kami mengikuti kegiatan di Pura Jagatnatha. Kami mulai membuat penjor setelah piodalan di Pengerebongan usai. Anggaran pengerjaan penjor sekitar Rp8-9 juta. Biaya kali ini bisa lebih hemat karena kami sudah memahami bahan-bahan yang diperlukan," jelasnya.
Yoga juga menambahkan bahwa konsep penjor berisi tema tertentu merupakan inovasi baru yang mendukung kreativitas dalam berupacara. “Dulu, penjor dibuat sederhana tanpa tema, tetapi sekarang banyak penjor yang memiliki konsep sesuai dengan sarana di pura. Hal ini semakin mendukung kreativitas dalam meyadnya,” pungkasnya. *m03